Salah satu nasib Guru di Bengkalis, Gagal Berstatus Honor Daerah Karena Tidak Ada Orang Dalam
Sementara itu, Anggota DPRD Bengkalis Askori menyesalkan kurangnya perhatian Dinas Pendidikan terhadap tenaga pendidik yang sudah belasan tahun mengab
Seorang tenaga honorer yang sedang bertemu dengan anggota DPR, riauonline.Com
BENGKALIS - Anggota DPRD Bengkalis wilayah pemilihan Kecamatan Bantan dan Bengkalis, Askori didatangi seorang mak waktu melakukan peninjauan lokasi pembenihan ikan di Kecamtan Bantan, Ibu bernama Azlina (34) tahun tiba-datang mendekati anggota DPRD Bengkalis tersebut buat membicarakan keluhannya.
Azlina mengaku bekerja sebagai guru pada Sekolah Dasar Negeri 27 Bantan, di Desa Teluk Papal. Dia menceritakan nasibnya yang sudah 3 belas tahun menjadi guru berstatus honor sekolah, namun hingga saat ini tidak pernah menerima perhatian pemerintah Bengkalis melalui Dinas Pendidikan.
Telah tiga belas tahun mengajar belum juga diangkat sebagai honorer daerah. Faktanya beberapa orang pengajar yg dikenalinya bahkan baru mengajar beberapa, tahun telah diangkat sebagai pengajar honorer wilayah.
Cerita Azlina, dirinya telah menjadi pengajar di sekolah tempatnya mengajar dari tahun 2007 lalu. Dengan honor ketika itu masih Rp 350.000 perbulannya.
"Ada 5 tahun saya di honor segitu, lantaran ingin mengabdi untuk kampung sendiri aku bertahan. Setelah lima tahun barulah gajinya naik menjadi 650 ribu rupiah," ungkapnya misalnya yg dikutip riaunonline.Co.Id.
Gaji yg hanya sekitar Rp 650.000 rupiah ini bertahan hingga tahun 2019 kemudian. Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari saja dari Azlina jauh menurut cukup.
Baru diawal tahun ini kami agak bahagia karena honor bertambah sebagai 1,5 juta rupiah perbulan. Itupun lantaran adanya kebijakan pemerintah sentra yg mewajibkan sekolah mampu memakai dana bos buat menggaji guru minimal 50 persen," tambahnya.
Menurut dia, dengan kondisinya menjadi tenaga pengajaar yg hanya digaji sekolah dan mengabdi belasan tahun lamanya dia berhak diangkat menjadi honor pemerintah daerah. Apalagi sepengetahuannya. Saat ini operator sekolah telah diangkat menjadi honorer pemerintah daerah.
"Kalau operator sekolah semuanya telah diangkat jadi gaji Pemerintah Daerah, sementara kami yg guru sudah mengabdi belasan tahun belum pula. Saya telah penat, capek mengurus ke dinas, dia suruh masukan bahan saya masukan bahan. Tapi belum jua masuk gaji Pemda, "katanya dengan nada yg terbata-bata.
Azlina prnah sempat mempertanyakan alasan pihak terkait yakni Dinas Pendidikan terkait belum diangkatnya sebagai gaji daerah. Namun jawaban yg diterima malah membuatnya kecewa.
Menurut beliau, jawaban dari galat seseorang pihak tadi berkata, namanya tidak masuk sebagai keliru satu pengajar berstatus honor pemerintah karena tidak punya dekingan orang kuat.
"Alasan mereka, saya nir ada dekingan, Kemarin pula istilah pengangkatan gunakan sistem rangkingkan. Nama aku masuk pada rangking 4, namun saat keluar pengangkatannya nama aku tidak masuk, Malahan yang masih baru gaji keluar duluan status honor daerahnya, " ucapnya Azlina lagi.
Menurut Askori masalah ini tidak hanya satu ini saja, bahkan sepengetahuan dia terdapat beberapa sekolah eksklusif pada Bengkalis yg tenaga baru telah berstatus gaji pemerintah daerah. Sikap ini tentu terkesan menganaktirikan tenaga pendidik.
"Ada beberapa sekolah tertentu, tidak perlu saya sebutkan. Tapi jika Dinas Pendidikan melawan akan aku buka satu persatu. Ada dekingan ini dan itu. Banyak yg baru diangkat jadi gaji Pemda, "ujar Askori sambil berjanji akan membantu dan memperjuangkan Ibu Azlina jadi honorer Pemerintah Daerah Bengkalis.
0 Response to "Salah satu nasib Guru di Bengkalis, Gagal Berstatus Honor Daerah Karena Tidak Ada Orang Dalam"
Posting Komentar